Anemia defisiensi besi

Anemia defisiensi besi merupakan penyebab utama anemia di seluruh dunia dan didefinisikan sebagai berkurangnya kandungan total besi dalam tubuh. Anemia defisiensi besi terjadi ketika defisiensi besi yang terjadi sampai mengganggu proses erythropoiesis (proses pembentukan sel darah merah).


Penyebab anemia defisiensi besi
  • Peningkatan jumlah kehilangan darah: menstruasi, infeksi gastrointestinal (cacing tambang, cacing cambuk, amoebiasis), ulkus peptikum (perlukaan di organ dalam perut biasanya akibat asam lambung), kanker.
  • Peningkatan kebutuhan nutrisi: menyusui, pubertas, bayi.
  • Penurunan asupan nutrisi: bayi di atas 6 bulan hanya minum susu (ASI maupun sapi), kekurangan asupan daging merah dan/atau kacang-kacangan.
  • Penurunan penyerapan besi: konsumsi zat yang menghambat penyerapan besi (teh, cereal), terjadi malabsorbsi.
Wanita mempunyai tempat penyimpanan besi yang lebih sedikit dibanding pria dan mengalami kehilangan lebih banyak (saat menstruasi, kehamilan, persalinan, dan menyusui). Jika ibu hamil mempunyai simpanan besi yang cukup, maka bayi yang lahir akan mempunyai simpanan besi yang cukup sampai usia 6 bulan. Setelah itu maka diperlukan makanan pendamping ASI (PASI) seperti disebut diatas bahwa setelah usia 6 bulan perlu asupan daging merah dan/atau kacang-kacangan.


Manifestasi klinis
Riwayat diet sangatlah penting ditelusuri. Seorang vegetarian lebih mungkin untuk mengalami defisiensi besi, kecuali dalam dietnya dilengkapi dengan suplemen zat besi. Kondisi sosial ekonomi dan tingkat pengetahuan keluarga terhadap nutrisi juga berpengaruh terhadap asupan zat besi.Secara umum tanda-tanda anemia defisiensi besi adalah lemah, letih, lesu (persis seperti iklan-iklan produk zat besi), susah konsentrasi, tampak pucat, terkadang disertai sesak nafas dan bisa pula terjadi gagal jantung. Glosstitis atau peradangan pada lidah, stomatitis atau peradangan pada mukosa mulut, serta kuku-kuku tampak rapuh merupakan penampakan klinis anemia.

Pencegahan dan Penatalaksanaan
  • Suplementasi zat besi pada kelompok beresiko seperti yang telah disebut di atas. Juga disertai asupan daging dan/atau kacang-kacangan, buah-buahan yang mengandung vitamin C. Suplemen zat besi dianjurkan untuk anak diatas usia 6 bulan dan wanita hamil secara kawasan asia tenggara termasuk Negara kita, tinggi prevalensi anemia.
  • Pemberian obat cacing secara berkala juga perlu dilakukan untuk pencegahan kecacingan
  • Jika keadaan berlangsung lama, dalam artian gejalanya tidak membaik padahal anda merasa sudah baik asupan nutrisinya, ada baiknya diperiksakan ke dokter anda, untuk dicari tau penyebabnya, bisa karena kecacingan, kanker, dan sebab-sebab lain seperti yang telah kita sebutkan